Minggu, 12 Mei 2024

Ekstrakulikuler: Oase di Tengah Gurun Full Day School

Oleh : Ni Kadek Suri Mariani

Pendidikan di era modern kini telah mengalami banyak perubahan, salah satunya adalah dengan diterapkannya sistem pembelajaran full day school atau sekolah sehari penuh yang 
lambat laun telah menjadi tren dan populer dalam dunia Pendidikan di Indonesia. 

Full day school adalah sistem pendidikan di mana siswa menghabiskan sebagian besar waktu mereka di sekolah, mulai dari pagi hingga sore hari. Tujuan dari sistem ini adalah untuk memanfaatkan 
waktu sebaik-baiknya dalam memperluas pengetahuan, mengembangkan berbagai 
keterampilan, dan melibatkan siswa dalam kegiatan yang bermakna.
Sistem pembelajaran full day school dianggap mampu memberikan banyak manfaat untuk siswa, seperti meningkatkan kualitas pendidikan dan membentuk karakter siswa. 
Namun, seperti dua sisi mata uang, dalam implementasinya pembelajaran full day school juga memiliki tantangan tersendiri yang harus dihadapi oleh siswa yaitu munculnya kepenatan, dan kejenuhan belajar. Dengan durasi belajar yang lebih panjang dibandingkan sistem reguler, 
siswa dituntut untuk fokus dan konsentrasi dalam waktu yang lebih lama. 

Hal ini seringkali membuat siswa merasa penat dan lelah, baik secara fisik maupun psikis. Kondisi ini, jika 
dibiarkan, bisa berdampak negatif pada kesehatan siswa dan kualitas belajar mereka. Oleh karena itu, penting bagi sekolah dan orang tua untuk memahami kondisi ini dan mencari solusi yang tepat guna membantu siswa mengatasi kepenatan belajar pada pembelajaran yang terjadi secara full day school. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan memberikan waktu 
istirahat yang cukup bagi siswa, menerapkan metode belajar yang variatif dan menarik agar siswa tidak mudah merasa bosan, termasuk juga memberikan penawaran ekstrakulikuler yang kuat dan beragam.

Ada pepatah lama yang mengatakan "bekerja tanpa bermain membuat Jack menjadi anak yang membosankan." Pepatah ini memberikan pesan tersirat tentang pentingnya keseimbangan antara belajar dan bermain dalam kehidupan seorang anak (siswa). Dalam konteks pendidikan, pepatah ini mengingatkan bahwa belajar seharusnya tidak hanya berfokus 
pada aspek akademik saja, tetapi juga harus diselingi dengan kegiatan bermain atau rekreasi. Hal ini berlaku dalam konteks pendidikan, khususnya dalam sistem full day school yang 
menerapkan jam belajar yang panjang. Di tengah rutinitas belajar yang ketat, ekstrakulikuler hadir sebagai oase yang menyegarkan, tempat siswa dapat beristirahat sejenak dari kegiatan akademik dan mengekspresikan diri mereka.

Ekstrakulikuler adalah kegiatan yang diselenggarakan di luar jam Pelajaran dalam kelas, yang bertujuan untuk mengembangkan berbagai potensi siswa, baik fisik, mental, maupun sosial. Ada berbagai jenis ekstrakulikuler, mulai dari olahraga, seni, hingga kegiatan kemasyarakatan. Dimana keberadaan ekstrakulikuler dapat membantu siswa mengembangkan 
keterampilan dan minat mereka di luar bidang akademik. Misalnya, ekstrakulikuler olahraga 
dapat membantu siswa mengembangkan keterampilan fisik, seperti kekuatan, kelincahan, dan 
koordinasi. Sementara itu, ekstrakulikuler seni dapat membantu siswa mengasah kreativitas 
dan ekspresi diri mereka. Selain itu, ekstrakulikuler juga berperan penting dalam pengembangan keterampilan sosial siswa. 

Melalui kegiatan ini, siswa dapat belajar bekerja sama dalam tim, kepemimpinan, berkomunikasi efektif, dan menunjukkan empati. 
Keterampilan-keterampilan ini penting untuk membantu siswa berinteraksi dengan orang lain di dalam lingkungan sekolah maupun di lingkungan Masyarakat.
Oleh karena itu, ekstrakulikuler tidak hanya sebagi pelengkap pembelajaran akademik, tetapi juga sarana untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan non akademik dan 
bakat yang mungkin tidak bisa mereka kembangkan melalui pembelajaran di kelas, meningkatkan motivasi dan kepuasan belajar, serta membangun karakter dan nilai-nilai positif.
Namun, penting juga untuk memastikan bahwa kegiatan ekstrakulikuler tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar di kelas. Oleh karena itu, sekolah perlu merancang jadwal yang seimbang antara kegiatan akademik dan non akademik, serta memberikan 
dukungan yang cukup bagi siswa yang ingin mengikuti ekstrakulikuler tertentu. Dengan demikian, siswa dapat memperoleh manfaat maksimal dari ekstrakulikuler tanpa harus 
mengorbankan kinerja akademik mereka.

Referensi :
Setyawan, Farid, et al. "Analisis Kebijakan Pendidikan Full Day School di Indonesia." Jurnal 
Pendidikan 30.3 (2021): 369-376.
Shilviana, Khusna, and Tasman Hamami. "Pengembangan Kegiatan Kokurikuler dan 
Ekstrakurikuler." Palapa 8.1 (2020): 159-177

EdPenaMu

Author & Editor

0 comments:

Posting Komentar