Jumat, 31 Mei 2024

Selamat Jalan Pak Edy, Kita Akan Terus Bersama Di Dalam Rumah Muhammadiyah.

Selamat Jalan Pak Edy, Kita Akan Terus Bersama Di Dalam Rumah Muhammadiyah.

EdPenaMu
Penulis : Bunga Mustika, M.Pd

Pertemuan yang diadakan Pada hari Selasa Tanggal 28 Mei 2024 di SMA Muhammadiyah 2 Singaraja berlangsung khitmat. Pertemuan dihadiri oleh ketua PDM Buleleng, Bapak Ali Susanto, sekretaris PDM bapak Sudarmo dan wakil bidang Pendidikan PDM Buleleng Bapak Dodi Irianto, beserta ketua Dikdasmen,  pembina SMA Muhammadiyah 2 Singaraja dan dewan guru tenaga pendidik dan kependidikan di lingkungan SMA Muhammadiyah 2 Singaraja. 

Maksud dan tujuan agenda pertemuan ini yaitu membicarakan berakhirnya masa tugas dan jabatan kepala sekolah SMA Muhammadiyah 2 Singaraja periode 2020-2024 Bapak Edy Suprayitno. 
Pertemuan ini dipandu oleh Bapak Sudarmo selaku sekretaris PDM  diawali pembukaan dan sambutan dari Bapak Dodi, diteruskan oleh Bapak Sarwanto dan sambutan dari Bapak Edy. 

Dimana di dalam sambutan tersebut Pak Edy menyampaikan semoga SMA Muhammadiyah semakin bersinergi, dan selalu kompoak demi mewujudkan visi sekolah yaitu insan berkemajuan dan berakhlak mulia. Semoga apa yang menjadi cita-cita dari SMA Muhammadiyah dapat tercapai dan kedepannya semakin baik lagi, serta program-program yang telah dicanangkan dapat terealisasi dengan baik. 

Beliaupun menambahkan walaupun tidak lagi menjabat sebagai kepala sekolah, tetapi beliau siap untuk membantu SMA Muhammadiyah kedepannya terutama dalam hal pengelolahan web sekolah. 
Tibalah sambutan yang disampaikan oleh Bapak Ali Susanto dimana beliau menjelaskan kepada kami semua mengenai berakhirnya masa jabatan Bapak Edy selaku kepala sekolah SMA Muhammadiyah 2 Singaraja periode 2020-2024. Dalam sambutannya pak Ali menyampaikan terima kasih tak terhingga kepada pak Edy karena sudah membersamai SMA Muhammadiyah 2 Singaraja selama kurang lebih empat tahun ini, banyak hal yang telah dilakukan selama berada di SMA Muhammadiyah 2 Singaraja ini, dengan kinerja yang baik.

Tidak terasa empat tahun begitu cepat berlalu dan akhirnya pak edy akan Kembali ke tempat asalnya yaitu PWM Bali dan mengabdi disana, dimana status Pak Edy sebagai guru tetap Muhammadiyah Denpasar, Bali. Kami harap siapapun yang menjadi penerus pak edy dapat diterima dengan baik dan semakin memajukan SMA Muhammadiyah 2 Singaraja.

Kami para guru sungguh terkesan dengan keberadaan Pak Edy di SMA Muhammadiyah 2 Singaraja, dimana kami dapat berdiskusi dan bertukar pikiran dengan asik tanpa ada sekat dan rasa yang tidak nyaman, dan rasa kehilanganpun menyelimuti. Tapi kami yakin ini adalah pilihan terbaik dimana pak edy merupakan “pemain naturalisasi” yang dipinjamkan dari  wilayah oleh Buleleng dan sudah satu periode,  itu artinya  sudah harus dikembalikan pada homebasenya.

Kami ucapkan terima kasih telah membersamai kami selama ini, dimanapun kita tetap visi dan misi kita 1 yaitu memajukan Muhammadiyah dan khususnya memajukan SMA Muhammadiyah 2 Singaraja. Dan kita tetap satu yaitu keluarga besar SMA Muhammadiyah 2 Singaraja, walau raga sudah tak lagi bersua. 
Perpisahan bukan berarti berhenti menyatukan hati meski tidak berada disatu tempat. Dimanapun kita berada kita akan tetap menjadi keluarga besar SMA Muhammadiyah 2 Sinagraja. 

Acara siang itupun ditutup dengan makan siang dan foto bersama sebagai momen yang akan selalu dikenang.


Sabtu, 18 Mei 2024

Informasi Penilaian AkhirTahun (PAT) 2023-2024

Informasi Penilaian AkhirTahun (PAT) 2023-2024

Ahmad Ferdian

 


ٱلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ ٱللَّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ

Berikut informasi pelaksanaan kegiatan Penilaian Akhir Tahun (PAT) ajaran 2023-2024 yang terdiri dari, Jadwal Mapel PAT, Jadwal Pengawas, Ruang Denah Ujian PAT. Kegiatan PAT dilaksanakan selama 5 hari (20 - 22 Mei dan 27 - 28 Mei 2024)

Jadwal PAT

Jadwal Pengawaas


Denah Ruangan

Denah ruangan dapat dilihat pada link berikut Link Denah Ruang

Demikian Informasi yang disampaikan. Semangat Belajar semoga mendapat hasil yang maksimal

Panitia PAT 2024



Gelar Graduation Day, SMA Muhammadiyah 2 Singaraja Lepas 39 orang Siswa Angkatan 2023/2024.

Gelar Graduation Day, SMA Muhammadiyah 2 Singaraja Lepas 39 orang Siswa Angkatan 2023/2024.

EdPenaMu

Wakil Ketua PDM Buleleng memberikan sambutan.

Setelah melawati semua proses penilaian Akhir yang dilaksanakan secara estafet mulai bulan Maret hingga akhir bulan April, anak-anak siswa kelas XII yang berjumlah 39 orang dinyatakan Lulus semua dan melanjutkan kegiatan pembelajaran khusus paska Ujian Sekolah berupa kegiatan pendampingan pengayaan bagi siswa yang melanjutkan kuliah dan materi pendampingan bisnis dan wirausaha, yang diakhiri dengan praktek menyablon. 

Tidak sampai disitu, program pembelajaran khusus diakhiri dengan kegiatan Kunjungan Lapangan ke beberapa tempat yang bertujuan bisa memberikan gambaran langsung atas potensi kegiatan yang bisa diambil atau dipilih dalam melanjutkan kehidupan setelah menyelesaikan study di SMA Muhammadiyah 2 Singaraja.

Mengangkat tema "Taburkan gagasan, petiklah perubahan dan raihlah impian untuk masa depan", siswa kelas XII SMA Muhammadiyah 2 Singaraja menggelar Graduation Day hari ini Sabtu (18/5) 2024 mengambil tempat di gedung Kementrian Agama Kabupaten Buleleng.

Dalam sambutannya DM. Edy Suprayitno sebagai Kepala Sekolah, memberikan pesan kepada peserta Wisuda kelas XII, betapa kreatifitas tidak akan berarti tanpa dibarengi dengan integritas tinggi dalam mengawal kreatifitas yang sedang dibuat.

Melanjutkan pesannya, Edy Suprayitno mengingatkan kepada para peserta graduation agar di masyarakat nanti tetap ingat dengan Visi Sekolah yaitu "Insan Berkwmajuan, Berakhlak Mulia".

" dengan visi Insan Berkemajuan, kalian harus terus dan siap mengevaluasi diri dalam melaksanakan tugas apapun status kalian nanti, apakah Mahasiswa, pekerja atau Bos sekalipun. Dengan evaluasi diri artinya kita siap melakukan perubahan yang lebih baik dari sebelumnya." Tuturnya di hadapan para siswa kelas XII dan para tamu undangan yang hadir. 
" dan yang terpenting, apapun bentuk kesuksesan yang kelak kalian raih tetap utama adab dan akhlak, karena itulah terpenting dibalik capaian yang akan kalian dapatkan kelak." Imbuhnya menutup sambutannya.

Ketua Dikdasmen Drs. Sarwanto, MT. mengingatkan dalam pesannya kepada semua peserta graduation " jangan pernah melupakan shalat disetiap gerak dan aktifitas kalian kelak. Karena dengan shalat kita akan senantiasa ingat kepada Allah sang pemberi kenikmatan dunia yang kalian dapati kelak. Dan tak kalah penting jangan juga melupakan pembiasaan membaca Alquran sebagaimana yang sering kalian lakukan setiap pagi disekolah disaat akan memulia pembelajaran " ucapnya.

Sementara Wakil Ketua PDM Buleleng Bidang Dikdasmen Nyoman Dody Irianto, S.Pd mewakili Ketua PDM Buleleng, menyampaikan pesannya kepada seluruh peserta graduation agar tetap semangat dalam meraih cita-cita paska kelulusan ini.

" selamat kepada semua, semoga kalian dapat meraih kesuksesaan setelah menyelesaikan studynya di SMA Muhammadiyah 2 Singaraja. Walau kondisi saat ini agak sulit khususnya bagi kalian yang ingin melanjutkan kuliah di Perguruan Tinggi dengan naiknya biaya kuliah, namun yakinlah semua akan teratasi dengan teruslah berdoa dan ikhtiar yang bersungguh-sungguh." Pungkas mantan Ketua Dikdasmen PDM Buleleng periode sebelumnya. 

Selasa, 14 Mei 2024

GURU SEBUAH IMPIAN

GURU SEBUAH IMPIAN

EdPenaMu

Penulis : Yosela Nababan

Minat adalah ketertarikan atau kegembiraan terhadap suatu hal. Seorang menjadi tertarik karena adanya ketertarikan atau kegembiraan terhadap suatu hal. Sebagai seorang guru, minat adalah keinginan atau kehendak untuk menjadi guru. Kurangnya minat dalam menjadi guru 
dapat disebabkan oleh kurangnya motivasi, baik secara intrinsik maupun ekstrinsik. 

Minat menjadi seorang guru bisa dijelaskan sebagai ketertarikan seseorang yang merasa senang dan 
memiliki impian untuk menjadi guru. Orang yang memiliki minat menjadi guru akan berusaha mencari sebanyak mungkin informasi tentang profesi guru. Sutikno (2004:119)menjelaskan 
bahwa motivasi adalah apa yang mendorong seseorang untuk berusaha mewujudkan keinginannya. Seseorang dapat terdorong untuk bergerak melakukan sesuatu, baik itu disadari atau tidak, yang merupakan motivasi. Motivasi adalah keadaan di mana seseorang didorong 
untuk melakukan sesuatu untuk mencapai tujuannya. Setiap individu memiliki impian dan aspirasi, termasuk menjadi dokter, insinyur, pilot, guru, dan lainnya. Namun, menjadi seorang guru bukanlah hal yang mudah, karena mereka harus 
menjadi sumber motivasi dan pemimpin bagi para siswa. Seorang guru menciptakan lingkungan belajar yang kreatif, inovatif, dan menyenangkan, serta memberikan wawasan yang luas kepada siswa dan mendorong mereka untuk berani menyampaikan pandangan mereka.
 
Tantangan menjadi guru terletak pada interaksi dengan berbagai karakter siswa setiap hari, yang berbeda dengan pekerjaan lain yang mungkin hanya berinteraksi dengan objek mati. Seorang guru harus memiliki tekad kuat karena kualitas pembelajaran yang diberikan jauh lebih penting daripada gaji yang diterima. Mereka berbagi pengetahuan dengan tulus, mendidik anak-anak yang mungkin sebelumnya tidak dikenal, dan membantu mereka mencapai impian 
mereka. Bagi seorang guru, mengajar adalah kebahagiaan dan belajar adalah kebutuhan. Ketika mereka mengajar, mereka juga terus belajar, karena menjadi guru tidak hanya tentang menguasai bidang tertentu, tetapi juga tentang sikap belajar yang tak pernah berhenti.

Motivasi merupakan pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan (Malayu S. P. Hasibuan, 2006: 141). Proses peningkatan mutu pendidikan berbasis sekolah memerlukan guru, baik secara individu maupun kolaboratif untuk 
dapat melakukan sesuatu, mengubah suatu kondisi agar pendidikan dan pembelajaran menjadi lebih berkualitas. Menjadi guru tanpa motivasi kerja akan cepat merasa jenuh karena tidak adanya unsur pendorong. 

Malone (Uno, 2010:66) membedakan dua bentuk motivasi yang meliputi motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik timbul tidak memerlukan rangsangan dari luar karena memang telah ada dalam diri individu, yaitu sesuai atau sejalan dengan kebutuhan. Sedangkan 
motivasi ekstrinsik timbul karena adanya rangsangan dari luar individu. Misalnya dalam bidang tugas yang dilakukan guru terkait dengan minatnya dalam melakukan tugas sebagai guru. Minat tersebut timbul dari diri seseorang guru untuk melakukan tugas karena berhubungan dengan manfaat yang diperolehnya dari tugas yang dilaksanakannya
Guru sebagai pengelola kelas merupakan orang yang mempunyai peranan strategis, yaitu orang 
yang merencanakan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan di kelas, orang yang akan mengimplementasikan kegiatan yang direncanakan dengan subjek dan objek siswa, orang yang 
menentukan dan mengambil keputusan dengan strategi yang akan digunakan dengan berbagai 
kegiatan di kelas, dan orang yang akan menentukan alternatif solusi untuk mengatasi hambatan dan tantangan yang muncul. 

Oleh karena itu, seorang guru harus dapat menguasai kelas agar tidak ada salah persepsi siswa kepada guru yang memandang guru hanya bertugas mengajar saja tanpa memperhatikan proses siswa dalam belajar. Perhatian guru yang tinggi dengan memberikan dorongan berbentuk nonmateri ataupun materi (misal: pujian, hukuman dan 
hadiah) merupakan suatu dinamika dalam mendidik serta mengajar, sehingga siswa menjadi 
terpacu untuk mendapatkan prestasi belajar yang tinggi.

Daftar Pustaka
Mulyasa, E. 2007. Menjadi Guru Professional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan 
menyenangkan. Remaja Rosdakarya. Bandung. 
Hasibuan, Malayu S.P. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara. Jakarta.
Uno, Hamzah. 2010. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Bumi Aksara. Jakarta. 

Minggu, 12 Mei 2024

Ekstrakulikuler: Oase di Tengah Gurun Full Day School

Ekstrakulikuler: Oase di Tengah Gurun Full Day School

EdPenaMu
Oleh : Ni Kadek Suri Mariani

Pendidikan di era modern kini telah mengalami banyak perubahan, salah satunya adalah dengan diterapkannya sistem pembelajaran full day school atau sekolah sehari penuh yang 
lambat laun telah menjadi tren dan populer dalam dunia Pendidikan di Indonesia. 

Full day school adalah sistem pendidikan di mana siswa menghabiskan sebagian besar waktu mereka di sekolah, mulai dari pagi hingga sore hari. Tujuan dari sistem ini adalah untuk memanfaatkan 
waktu sebaik-baiknya dalam memperluas pengetahuan, mengembangkan berbagai 
keterampilan, dan melibatkan siswa dalam kegiatan yang bermakna.
Sistem pembelajaran full day school dianggap mampu memberikan banyak manfaat untuk siswa, seperti meningkatkan kualitas pendidikan dan membentuk karakter siswa. 
Namun, seperti dua sisi mata uang, dalam implementasinya pembelajaran full day school juga memiliki tantangan tersendiri yang harus dihadapi oleh siswa yaitu munculnya kepenatan, dan kejenuhan belajar. Dengan durasi belajar yang lebih panjang dibandingkan sistem reguler, 
siswa dituntut untuk fokus dan konsentrasi dalam waktu yang lebih lama. 

Hal ini seringkali membuat siswa merasa penat dan lelah, baik secara fisik maupun psikis. Kondisi ini, jika 
dibiarkan, bisa berdampak negatif pada kesehatan siswa dan kualitas belajar mereka. Oleh karena itu, penting bagi sekolah dan orang tua untuk memahami kondisi ini dan mencari solusi yang tepat guna membantu siswa mengatasi kepenatan belajar pada pembelajaran yang terjadi secara full day school. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan memberikan waktu 
istirahat yang cukup bagi siswa, menerapkan metode belajar yang variatif dan menarik agar siswa tidak mudah merasa bosan, termasuk juga memberikan penawaran ekstrakulikuler yang kuat dan beragam.

Ada pepatah lama yang mengatakan "bekerja tanpa bermain membuat Jack menjadi anak yang membosankan." Pepatah ini memberikan pesan tersirat tentang pentingnya keseimbangan antara belajar dan bermain dalam kehidupan seorang anak (siswa). Dalam konteks pendidikan, pepatah ini mengingatkan bahwa belajar seharusnya tidak hanya berfokus 
pada aspek akademik saja, tetapi juga harus diselingi dengan kegiatan bermain atau rekreasi. Hal ini berlaku dalam konteks pendidikan, khususnya dalam sistem full day school yang 
menerapkan jam belajar yang panjang. Di tengah rutinitas belajar yang ketat, ekstrakulikuler hadir sebagai oase yang menyegarkan, tempat siswa dapat beristirahat sejenak dari kegiatan akademik dan mengekspresikan diri mereka.

Ekstrakulikuler adalah kegiatan yang diselenggarakan di luar jam Pelajaran dalam kelas, yang bertujuan untuk mengembangkan berbagai potensi siswa, baik fisik, mental, maupun sosial. Ada berbagai jenis ekstrakulikuler, mulai dari olahraga, seni, hingga kegiatan kemasyarakatan. Dimana keberadaan ekstrakulikuler dapat membantu siswa mengembangkan 
keterampilan dan minat mereka di luar bidang akademik. Misalnya, ekstrakulikuler olahraga 
dapat membantu siswa mengembangkan keterampilan fisik, seperti kekuatan, kelincahan, dan 
koordinasi. Sementara itu, ekstrakulikuler seni dapat membantu siswa mengasah kreativitas 
dan ekspresi diri mereka. Selain itu, ekstrakulikuler juga berperan penting dalam pengembangan keterampilan sosial siswa. 

Melalui kegiatan ini, siswa dapat belajar bekerja sama dalam tim, kepemimpinan, berkomunikasi efektif, dan menunjukkan empati. 
Keterampilan-keterampilan ini penting untuk membantu siswa berinteraksi dengan orang lain di dalam lingkungan sekolah maupun di lingkungan Masyarakat.
Oleh karena itu, ekstrakulikuler tidak hanya sebagi pelengkap pembelajaran akademik, tetapi juga sarana untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan non akademik dan 
bakat yang mungkin tidak bisa mereka kembangkan melalui pembelajaran di kelas, meningkatkan motivasi dan kepuasan belajar, serta membangun karakter dan nilai-nilai positif.
Namun, penting juga untuk memastikan bahwa kegiatan ekstrakulikuler tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar di kelas. Oleh karena itu, sekolah perlu merancang jadwal yang seimbang antara kegiatan akademik dan non akademik, serta memberikan 
dukungan yang cukup bagi siswa yang ingin mengikuti ekstrakulikuler tertentu. Dengan demikian, siswa dapat memperoleh manfaat maksimal dari ekstrakulikuler tanpa harus 
mengorbankan kinerja akademik mereka.

Referensi :
Setyawan, Farid, et al. "Analisis Kebijakan Pendidikan Full Day School di Indonesia." Jurnal 
Pendidikan 30.3 (2021): 369-376.
Shilviana, Khusna, and Tasman Hamami. "Pengembangan Kegiatan Kokurikuler dan 
Ekstrakurikuler." Palapa 8.1 (2020): 159-177

Selasa, 07 Mei 2024

Sex Education Penting ! Yay or Nay?

Sex Education Penting ! Yay or Nay?

EdPenaMu
Penulis : Aprilia Rofika Inayah

Sex education atau pendidikan tentang sex selalu dianggap menjadi topik yang kontroversial dan tabu di Indonesia. Menurut survei yang dilakukan oleh perusahaan Durex 
Indonesia mengenai pemahaman edukasi seksual di kalangan remaja menunjukkan bahwa sebesar 84% remaja Indonesia belum mendapatkan edukasi seksual. Hal ini terjadi di Indonesia bukan tanpa alasan, kebanyakan orang tua di Indonesia masih menganggap bahwa 
membicarakan tentang sex kepada anak merupakan suatu hal yang tabu dan “canggung”. Namun, saat ini dengan adanya pengaruh budaya dan perubahan nilai-nilai sosial di Indonesia sedikit banyak mempengaruhi pemahaman masyarakat mengenai pentingnya memahami peran dan kebutuhan seks. 

Untuk itu, tulisan ini dibuat agar pembaca dapat mengetahui sejauh mana peran seks education dibutuhkan untuk dipahami oleh generasi muda sedini mungkin.
Pendidikan seks di Indonesia pada masyarakat modern saat ini sebenarnya memiliki perkembangan yang signifikan. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya literature dan konten di media sosial yang banyak membahas tentang pentingnya sex education. Namun perkembangan tersebut tidak sejalan dengan resistensi dari beberapa pihak yang masih menganggap pendidikan ini sebagai suatu ancaman terhadap nilai-nilai tradisional, norma, moral dan agama. 
Sehingga hal tersebut tentu akan menyulitkan bagi keluarga, sekolah, dan masyarakat untuk mengintegrasikan pendidikan seks ke dalam budaya local yang kental dengan norma-norma konservatif. 

Hal ini tentu menjadi tantangan tersendiri untuk mencari cara agar pendidikan seksual dapat disampaikan dengan akurat dan komprehensif yang sesuai dengan nilai-nilai norma yang ada.
Meskipun ada beberapa tantangan yang ada dalam memberikan pengetahuan sex education di kalangan masyarakat Indonesia, penting untuk mengakui bahwa pendidikan ini menjadi suatu hal yang mendesak. Hal itu dikatakan karena melihat banyaknya kasus remaja 
Indonesia yang melakukan perilaku seksual yang berdampak pada meningkatnya kehamilan dini, penyebaran penyakit menular seksual dan juga kurangnya kesadaran akan hak-hak reproduksi. Tentu hal ini menjadi bukti bahwa masyarakat membutuhkan pendidikan seks yang komprehensif dan inklusif. 

Pendidikan tentang seks menjadi sebuah alat penting bagi seseorang untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman yang akurat dan penting bagi kesehatan reproduksi dan 
kehidupan seksual yang sehat. Dengan seseorang paham tentang pendidikan seks, dapat membantu mereka untuk belajar bertanggung jawab atas tubuh, hubungan dan dirinya sendiri. 

Perlu diketahui juga, dengan pendidikan seks tidak hanya tentang memberikan informasi, tetapi 
juga membantu individu dalam membangun keterampilan dalam menjalin hubungan yang 
sehat dan bermakna. Pendidikan ini akan sangat membantu individu memahami pentingnya 
persetujuan, penghormatan terhadap batas pribadi, dan tanggung jawab dalam hubungan dan 
membentuk masyarakat yang lebih sadar dan peduli terhadap kesejahteraan orang lain. Tanpa 
pendidikan yang tepat, akan membuat mereka mendapatkan informasi yang tidak akurat bahkan salah dari sumber yang tidak dapat dipercaya. 

Meskipun masih ada perdebatan dan tantangan dalam menerapkan pendidikan seks di Indonesia, penting untuk mengakui bahwa hal itu sangat dibutuhkan. Pendidikan seks akan 
membantu masyarakat dalam mendapatkan informasi yang akurat, mengurangi stigma, dan membantu individu khususnya para perempuan untuk lebih menghargai diri mereka. Selain itu dengan adanya pendidikan tentang seks juga akan membantu para remaja belajar untuk 
memahami bagaimana hubungan yang sehat. 

Oleh karena itu, menurut penulis pendidikan seks 
atau sex education merupakan hal yang sangat penting untuk memperpanjang masa remaja dan 
kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.

Daftar Pustaka:

Chandrawan, A. A., Huda, F. Al, & Brata, K. C. (2023). Pengembangan Aplikasi Edukasi 
Seksual untuk Remaja dengan Metode Kuis berbasis Progressive Web App. Jurnal 
Pengembangan Teknologi Informasi Dan Ilmu Komputer, 7(1), 6081–6089. https://j-
ptiik.ub.ac.id/index.php/j-ptiik/article/view/12085/5356
Purnama, D. S. (2020). Pentingnya “Sex Education” Bagi Remaja. Kaos GL Dergisi, 8(75), Salirawati, D., Pertiwi, K. R., & Endarwati, M. L. (2015). Survei Terhadap Pemahaman 
Pendidikan Seks Dan Sikap/Perilaku Seks Di Kalangan Remaja Di Daerah Istimewa 
Yogyakarta. Jurnal Penelitian Humaniora, 19(1). 
https://doi.org/10.21831/hum.v19i1.3523
PENGUMUMAN KELULUSAN KELAS XII SMA MUHAMMADIYAH 2 SINGARAJA TA. 2023/2024.

PENGUMUMAN KELULUSAN KELAS XII SMA MUHAMMADIYAH 2 SINGARAJA TA. 2023/2024.

EdPenaMu
Assalamuakaikum wr. wb...
Bismillaahirrohmanirohim...

Atas berkat Rahmat Allah SWT dan berdasarkan rapat dewan guru SMA Muhammadiyah 2 Singaraja, dengan beberapa pertimbangan seperti pencapaian nilai, kehadiran dan sikap peserta didik, dengan ini menyatakan bahwa seluruh peserta didik Kelas XII SMA Muhammadiyah 2 Singaraja Tahun Ajaran 2023/2024 dinyatakan LULUS. 

Berikut Surat Keputusan Kepala SMA MUHAMMADIYAH 2 SINGARAJA dan Nama-Nama Peserta Didik yang dinyatakan LULUS dan LULUS BERSYARAT.


Senin, 06 Mei 2024

Seorang Guru, Bagaikan Papua ditengah " Tambang Emas Freeport ".

Seorang Guru, Bagaikan Papua ditengah " Tambang Emas Freeport ".

EdPenaMu
Penulis : Edy Suprayitno

"Profesi Guru di Indonesia Kurang Peminat, dinilai belum menjanjikan dan minim Apresiasi"

Kata-kata yang pertama muncul dibalik otak saya yang sudah sangat gelisah dengan sistem pendidikan kita  seperti ini adalah " MIRIS, SEDIH dan MARAH", ditambah membaca narasi judul berita diatas. 

Karena saya seorang guru, saya menjadi tertarik sedikit melampiaskan kemirisan, kesedihan dan kemarahan saya setelah membaca salah satu judul berita disalah satu berita online ini. 

Sebagai seseorang yang hobby tulis menulis dan juga berkecimpung didunia jurnalistik online (amatiran), masalhnya bukan ada pada judul yang dibuat membuat saya miris, sedih dan marah, tetapi kondisi GURU INDONESIA yang masih seksi dijadikan berita terlebih terkait dengan kondisi real perekonomian seorang guru.

MIRIS saya, bagaimana mungkin profesi pendidik dan pengajar dari berbagai profesi elit yang ada dan lahir di tanah air ini ; seperti Dokter, Tentara, Polisi, Insinyur dan seabrek profesi elit lainnya yang kehidupannya sangat super sejahtera namun guru-guru yang mengajar mereka mulai nol dari belum tahu apa-apa hingga bisa membeli apa-apa, namun justru para guru yang menjadikan mereka bisa menjadi "orang" hingga detik ini masih dibawah kata sejahtera dan masih banyak yang sulit memenuhi kebutuhan hidupnya.

Miris saya, disaat anak-anak didik yang dilahirkan sehingga bisa membaca, berhitung dan berbahasa lalu melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi hingga mendapatkan pekerjaan yang baik bagi kehidupannya, namun sekali lagi gurunya masih saja terengah-engah mencicil motornya yang digunakan untuk mengajar. 

Apa ini bentuk "iri" dari seorang guru kepada pencapaian anak didiknya? 
Tentu tidak, seekor induk elang akan sangat senang ketika melihat anaknya sudah bisa dan pandai terbang tinggi dan lebih tinggi dari dirinya. Pun seorang guru akan senang dan bahagia disaat anak didiknya bisa menjadi "orang" dengan kedudukan dan penghasilan yang jauh besar dari dirinya. Miris memang.

Kesedihan saya semakin mengemuka disaat kondisi sistem pendidikan kita saat ini semakin tidak menentu arah. Ketika karakter anak didik kita seakan tidak memiliki pijakan yang jelas, mengambang dan nampak rapuh dipermukaan. Tidak ada lagi ketaatan dan kepatuhan sebagaimana saya dulu, disaat sang guru menasehati dan bahkan memarahi, kami diam dan berusaha membuat perubahan. Kesedihan saya semakin bertambah melihat sistem kesejahteraan (penggajian, red) bagi para guru khususnya guru dengan status "honorer" atau belum tetap, mereka hanya dibayar sepekan dari empat pekan mereka mengajar. Sedih sangat. 

Dan, sedikit agak marah akhirnya, disaat saya mengkritisi sistem pendidikan seperti ini ada orang yang memberi nasehat " jangan banyak keluhan, jalani saja tugas dan pengabdianmu sebagai guru dengan ikhlas ". 

Ya...tentu kami sangat ikhlas menjalani profesi ini, namun dibalik kami berjibaku dalam keikhlasan mendidik dan mengajari para generasi penerus bangsa ini, seharusnya ada usaha pemegang kebijakan dalam pendidikan membuat sebuah regulasi yang lebih baik, dan membuat kami tersenyum dan lebih bangga dengan profesi yang kami jalani. 

Nah, kembali dengan judul "Profesi Guru di Indonesia Kurang Peminat, dinilai belum menjanjikan dan minim Apresiasi" yang mendasari munculnya tulisan ini, ya pastilah generasi kekinian akan berfikir ulang untuk menjadi guru jika nanti ia paham bahwa honornya akan dibayar hanya seminggu dalam sebulan, dan 3 minggu sisanya "mengabdi". Bagaimana bisa memunculkan peminat jika generasi saat ini akan tahu bahwa menjadi guru akan berpahala sampai akherat namun honor mereka hanya bisa untuk membayar cicilan sampai sekarat.

Dengan kondisi guru seperti ini bagaimana mungkin juga generasi milenial mengganggap menjadi guru adalah profesi yang menjanjikan? Diperparah lagi dengan sangat minimnya apresiasi khususnya dari mayarakat terlebih orang tua siswa kepada segala pengajaran dan pendidikan yang dilakukan oleh seorang guru kepada anak-anaknya disekolah. Bahkan ada kondisi yang justru sebaliknya dari masyarakat atau orang tua kepada seorang guru. Guru menegur dan mungkin menghardik siswa untuk shalat atau melakukan yang baik justru dipolisikan. 

Miris, Sedih dan marah saya, melihat profesi guru sejak Indonesia merdeka hingga kini setelah 79 tahun kemerdekaan, kesan guru dengan sosok "Oemar Bakry" yang digambarkan sebuah profesi yang sangat jauh dengan simbol sejahtera apalagi kaya, belum juga hilang.

Selamat Hari Pendidikan Nasional 2024.

Minggu, 05 Mei 2024

Pentingnya Pendidikan karakter bagi Generasi Z dalam menghadapi degradasi Moral.

Pentingnya Pendidikan karakter bagi Generasi Z dalam menghadapi degradasi Moral.

EdPenaMu
Pembinaan Karakter melalui Upacara

Penulis : Lisaman Harefa

Pendidikan menjadi kunci utama dalam menghadapi degradasi moral. Di era digital saat ini indonesia banyak mengalami degradasi moral yang akan berdampak buruk untuk bangsa dan negara, karena bisa diartikan degradasi akan cenderung menuju pada kehancuran. 

Menurut pendapat Daryanto (2013), degradasi identik dengan penyusutan atau kemerosotan derajat. Sedangkan moral menurut Widjaja (2016), menjelaskan bahwa moral adalah kepribadian baik dan buruk yang dimiliki oleh makhluk sosial. Dari pernyataan diatas bisa penulis simpulkan bahwa degradasi moral memiliki arti kepribadian baik yang dimiliki setiap manusia sangat rendah atau memiliki moral yang sangat rendah. 

Hadirnya pendidikan menjadi salah satu penentu nasib Indonesia dimasa yang akan datang. Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam mendidik karakter yang baik bagi generasi bangsa untuk saat ini, karakter yang baik menjadi kunci 
utama untuk menggagalkan degradasi moral yang sudah berkembang biak di generasi Z.

Pendidikan karakter menjadi solusi untuk membentuk moral generasi Z di era di gital saat ini. Maka dari itu penulis memberikan 3 pendidikan karakter untuk mempersiapkan generasi Z menghadapi degradasi moral saat ini. 

Pertama, keluarga. Keluarga menjadi dasar untuk mendidik anak agar memiliki moral yang baik, karena anak sejak dalam kandungan sudah dianggap sebagai keluarga dan anak lebih banyak menghabiskan waktunya dengan keluarga. Maka dari itu sangat penting keluarga untuk membentuk nilai-nilai moralitas kepada anak dimulai dari usia dini. 

Kedua, lingkungan pendidikan. Bangku sekolah menjadi rumah kedua anak, pendidikan disekolah 
memiliki tugas untuk membentuk karakter siswa menjadi lebih baik, pendidikan tidak seharusnya 
menuntut siswanya untuk pintar akan tetapi pendidikan di sekolah menuntut siswanya agar memiliki karakter yang baik. Karena dalam undang-undang No. 23 tahun 2003 dijelaskan bahwa 
pendidikan bermanfaat untuk membangun keahlian dan membentuk karakter beserta kebudayaan 
bangsa yang berguna dalam bentuk untuk menceraskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan kemampuan pendidikan supaya menjadi manusia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. 

Ketiga, Masyarakat. Lingkungan masyarakat merupakan lingkungan dalam skala yang sangat 
besar dan setiap makhluk sosial tidak akan lepas dengan lingkungan masyarakat, pendidikan karakter yang didapat dari keluarga dan sekolah akan dibawa dan di implementasikan di lingkungan masyarakat, karena pendidikan karakter akan ditentukan oleh lingkungan dimana makhluk sosial itu sendiri. Lingkungan masayarakat yang positif secara tidak langsung membentuk pendidikan karakter bagi generasi Z saat ini. 
Pendidikan karakter akan menentukan baik, buruknya generasi Z dimasa yang akan datang, dari pernyataan diatas maka penulis bisa simpulkan untuk mengatasi degradasi moral yang sudah banyak menghacurkan generasi Z saat ini yaitu dengan mengimplementasikan pendidikan karakter baik itu dari keluarga, sekolah dan lingkungan masyarakat, tiga hal ini yang akan menentukan kualitas Generasi Z di 2045, karena pada hakikatnya moral yang baik akan menjadi kunci kesuksesan.

Referensi
Khoirina, R., & Akhmad, F. (2014). Pendidikan karakter sebagai upaya mengatasi degradasi moral 
remaja di era globalisasi. In Seminar Nasional Hasil Pelaksanaan Program Pengenalan Lapangan Persekolahan ( pp. 250-255).


Kamis, 02 Mei 2024

Semangat HARDIKNAS: SMA Muhammadiyah 2 Singaraja Memaknainya dengan Upacara Bendera Bersama.

Semangat HARDIKNAS: SMA Muhammadiyah 2 Singaraja Memaknainya dengan Upacara Bendera Bersama.

EdPenaMu
Dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional (HARDIKNAS), SMA Muhammadiyah 2 Singaraja menggelar upacara bendera yang diikuti oleh berbagai kalangan, mulai dari siswa SD, SMP, SMA, guru dan staf, hingga mahasiswa program Asistensi Mengajar dan Kampus Mengajar. Kegiatan ini dilaksanakan di lapangan upacara bendera SMA Muhammadiyah 2 Singaraja yang pelaksanaannya dimulai dengan persiapan dari pukul 7.00 Wita dan berakhir pada pukul 8.00 Wita.

Pembina upacara, Bapak Imaduddin Syamil, S.Pd, memimpin jalannya upacara dengan penuh khidmat. Dalam amanatnya, pembina upacara membacakan pidato yang disampaikan oleh Kemendikbudristek, Bapak Nadiem Anwar Makarim. Pidato tersebut mengandung pesan-pesan penting yang menggugah semangat untuk terus memajukan dunia pendidikan di Indonesia.
Beberapa poin inti dari pidato yang disampaikan adalah mengenai perjalanan Kemendikbudristek dalam lima tahun terakhir yang memuat tentang perjalanan transformasi, perjuangan menuju perubahan, tantangan pandemi, kolaborasi dan perubahan, serta makna Merdeka Belajar. Perubahan dalam sistem pendidikan memerlukan perjuangan dan rasa tidak nyaman, namun perubahan tersebut penting untuk kemajuan pendidikan. Dampak pandemi juga menjadi sorotan dalam isi pidato, yang mana mengubah proses belajar mengajar secara drastis, namun juga memberi kesempatan untuk mengakselerasi perubahan. Bapak Nadiem juga menyampaikan harapan kepada para penggerak perubahan untuk membawa Indonesia melompat ke masa depan dengan menjaga dan meneruskan gerakan Merdeka Belajar.

Upacara HARDIKNAS di SMA Muhammadiyah 2 Singaraja ini menjadi momentum penting untuk merefleksikan kembali peran pendidikan dalam pembangunan bangsa. Semangat ini diharapkan dapat terus ditingkatkan dan diimplementasikan dalam setiap aspek kehidupan pendidikan di Indonesia.

Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tur Wuri Handayani.

Penulis : Ni Kadek Siwi Cipta Dewi

Rabu, 01 Mei 2024

Sebuah Renungan ! “Walau Kering Bisakah Kita Tetap Membasuh?”

Sebuah Renungan ! “Walau Kering Bisakah Kita Tetap Membasuh?”

EdPenaMu

 
Hidupnya berubah, bisa dikatakan tidak seluruh aspek dihidupnya, namun hidupnya berubah. Hal ini baru Ia sadari saat keluar dari gelar mahasiswa dan memutuskan untuk melanjutkan karirnya sebagai Tenaga Pendidik. 

Tidak ada yang salah dari karir itu, karir yang mulia malah di mata Allah. Namun ternyata menguras pikiran, tenaga bahkan hati juga, ya? Benar adanya, bahwa kita harus professional dalam bekerja. Bagaimanapun keadaan kita saat itu, sedih ataupun marah bahkan hancur pun kita dituntut untuk terlihat tidak ada apa-apa. 

Baiklah, mungkin hal tersebut adalah konsekuensi dari hampir di seluruh jenis pekerjaan. Namun, bolehkah kami mengeluarkan dan menunjukan emosi disaat kami kecewa oleh lingkungan?
“Ya, beginilah mereka. Mau gimana lagi?”.
“Gausa heran, jangan bawa perasaan”. Ujar “mereka”
Ia bertanya dalam diam, bisakah Ia melanjutkan karir ini di saat banyak hal yang membuatnya hancur, baik secara fisik dan emosi? Sekuat itukah Ia? Jika iya, apa alasannya? Apa hal yang bisa Ia pegang? Adakah sebuah guci berisikan emas di ujung jalan-nya? 

Kalimat-kalimat menyakitkan yang keluar dari mulut mereka yang sebenarnya “membutuhkan-nya”. Perilaku-perilaku buruk mereka yang membuatnya bertanya-tanya apakah Ia berhak diperlakukan seperti ini disaat Ia menjadi sumber pengetahuan mereka. Ribuan air mata membasahi bantal tidur menemani kejadian yang berputar di kepalanya tentang apa yang Ia terima di sekolah, membuatnya berpikir mustahil akan selamanya menjadi kuat. Lalu Ia harus bagaimana? Ia mencintai karir ini dan ini adalah pengalaman pertamanya. Haruskah Ia memutar karirnya?

“Hidup bukanlah mengambil apa yang kau tebar”. (Hindia – Membasuh)
Saat menyalakan alunan musik di gawainya, sepenggal lirik dari sebuah musisi lokal yang terkenal tiba-tiba memotivasi-nya. Karena kalau dipikir-pikir lirik itu benar, bukan. Hidup ini bukan menunggu semua yang kita berikan akan datang berbalik. Untuk apa? Lalu Ia sadar Ia telah melupakan apa yang akan menunggu-nya di akhirat nanti. Ia pun tersenyum, memutuskan untuk melanjutkah karir tersebut dan mengampuni hal-hal yang menyakitinya. Ia menemukan makna hidupnya disini.

Penulis : Bintang Berlian