Oleh : Yosela Nababan ( Mahasiswa Asistensi Mengajar Undiksha 2024 )
Menurut Sukma (2020) pendidikan adalah meningkatkan kemampuan, karakter, dan potensi siswa sehingga mereka berdaya saing menghadapi tantangan masa depan dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Tenaga pendidik dan kependidikan sangat penting untuk pengembangan pendidikan. Sebagai tenaga pendidik, guru adalah manusia yang secara sadar dan sistematis menerima tugas untuk mempengaruhi siswa sehingga mempunyai keutamaan karakter sesuai dengan cita-cita pendidikan. Sikap profesionalisme guru dalam proses pembelajaran merupakan komponen penting dalam pengembangan pendidikan (Nurgiansah, 2021).
Motivasi pada dasarnya adalah upaya untuk mengarahkan dan mempertahankan tingkah laku seseorang untuk mendorong mereka melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan atau hasil tertentu. Motivasi dapat didefinisikan sebagai suatu kondisi internal (kesiapsiagaan), serta sebagai daya penggerak yang ada di dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan.
Menurut Warsono (2017), motivasi untuk menjadi guru berasal dari keikhlasan, kasih sayang, dan idealisme untuk mendidik siswa. Strategi mengajar, komitmen, dan tingkat kepuasan profesional guru dipengaruhi oleh motivasi mereka sebagai guru (Indraswati dkk, 2020). Peran guru tidak mudah; guru harus mampu memberikan teladan yang baik kepada muridnya. Mereka secara sengaja merencanakan dan melakukan perbaikan diri sehingga mereka mampu menguasai teknik yang dianggap perlu untuk membawa perubahan yang bermanfaat bagi siswa mereka. Guru menjadi figur ing ngarsa handayani. Ki Hajar Dewantara mengatakan bahwa guru harus menjadi garda terdepan dan memberikan inspirasi dan contoh dalam penanaman budi pekerti kepada murid-muridnya.
Di Indonesia menjadi guru bukanlah pekerjaan yang paling dicari. Terlebih lagi, ketika seseorang sudah putus asa mencari pekerjaan yang lebih baik dari guru, guru adalah pilihan terakhir mereka (Klassen, 2011: 27.3). Guru adalah orang-orang yang dengan pendewasaan diri berusaha secara sadar dan konsisten melakukan tugas pokoknya, yaitu memberi didikan, ajaran, bimbingan, arahan, latihan, nilai, dan evaluasi kepada siswa mulai dari tahap pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menegah, hingga tahap universitas (Usiono, Rika Widiastuty, 2021).
Motivasi adalah hasrat setiap orang untuk melakukan sesuatu, yang mendorong mereka untuk berusaha dan mencapai kinerja. Motivasi menjadi kekuatan penggerak yang mendorong mereka untuk bekerja. Guru adalah agen perubahan yang diperlukan agar manusia, masyarakat, bangsa, dan negara dapat maju.
Motivasi sebagai pendidik akan mendorong pendidik untuk mencapai tujuan mereka (Dewi, 2018). Motivasi positif menjadi guru akan mempengaruhi pelaksanaan tugas guru dan secara otomatis mempengaruhi pencapaian tujuan pendidikan (Karweti, 2010). Faktor-faktor berikut dapat mempengaruhi keinginan untuk menjadi guru (Nasrullah et al., 2018) yakni:
Faktor internal: motivasi, persepsi, emosi, persepsi, bakat dan penguasaan ilmu pengetahuan
Faktor eksternal: lingkungankeluarga, dan lingkungan sosial.
Guru yang aktif menunjukkan bahwa mereka sangat bersemangat untuk meningkatkan kualitas siswa. Salah satu teori motivasi yang ditemukan oleh Husdarta (2011: 35) yakni teori naluri menjelaskan bagaimana berbagai pengalaman mempengaruhi perilaku manusia. Ini termasuk mengajarkan untuk mempertahankan diri, mengembangkan diri, dll. Naluri ini mendorong semua tindakan dan aktivitas manusia.
Dalam menjalankan tanggung jawab dan tugas mereka sebagai guru, guru di sekolah tersebut memiliki panggilan profesi dan komitmen yang tinggi. Hal ini akan berdampak positif pada pelaksanaan tugas mereka dan, secara otomatis, pada pencapaian tujuan pendidikan sekolah. Guru harus dimotivasi untuk menghasilkan siswa yang berkualitas.
Guru yang termotivasi selalu akan meningkatkan kinerja sesuai dengan tujuan. Semua guru memiliki motivasi yang berbeda-beda, seperti yang dapat dilihat dari kegiatan mereka, baik di sekolah maupun di luar sekolah, dan prestasi mereka.
Guru penggerak dapat menggunakan inkuiri apresiatif. Inkuiri apresiatif adalah pendekatan manajemen perubahan yang berbasis kekuatan dan kolaboratif. Menurut Susanto (2020), motivasi negatif menunjukkan bahwa motivasi dan alasan untuk memilih profesi guru dapat berubah-ubah, sehingga membutuhkan kekuatan pikiran positif untuk meyakinkan bahwa keputusan tersebut tetap tepat
Daftar Pustaka
Klassen, R.M., Al-Dharfi, S, Hannok, W. & Betts, SM. (2011). Investigating pre-service teacher motivation accros cultures using the Teacher’s Ten Statement Test, Teaching and Teacher Education, 27.3.
Dewi, R. S. (2018). Kemampuan Profesional Guru dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Mengajar Guru Sekolah Dasar. Jurnal Administrasi Pendidikan, 1, 150–158.
https://ejournal.upi.edu/index.php/JAP SPs/article/view/11581/6959
Nasrullah, M., Ilmawati, I., Saleh, S., Niswaty, R., & Salam, R. (2018). Minat Menjadi Guru Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Administrasi Perkantoran Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Makassar. Jurnal Ad’ministrare, 5(1), 1–6.
http://103.76.50.195/administrare/articl e/view/6490/3713
Warsono. (2017). 1249-Article Text-2882-1- 10-20170621. The Journal of Society & Media,1 (1), 1-10
Susanto, R. dan Y. A. R. (2020). Model Pengembangan Kompetensi Pedagogik: Teori, Konsep, dan Konstruk Pengetahuan (Y. N. Indah Sari (ed.); 1st ed.). Rajawali Pers. https://digilib.esaunggul.ac.id/model- pengembangan-kompetensi- pedagogik◻teori-konsep-dan-konstruk-pengukuran- 17286
How do you believe your personal experiences have shaped your desire to become a teacher?
BalasHapusTelkom University