Memasuki dunia pendidikan sebagai pendidik memang memiliki tantangan tersendiri. Sebagian besar orang tua memasukkan anak mereka ke sekolah baik sekolah biasa maupun sekolah luar biasa atau Internasional, fikiran mereka orang tua adalah "segala perkembangan anak saya, sudah saya serahkan kepada para guru di sekolah".
Ya gak papa sebenarnya ketika mereka beranggapan seperti itu, tapi mereka lupa untuk membisikan kata-kata pesan kepada anak-anak mereka, " nak, ketika disekolah anggaplah semua gurumu adalah pengganti kami sebagai orang tua, jadi simak, dengar dan patuhilah semua kata-kata gurumu sebagaimana kalian mendengar, menyimak dan mematuhi kata-kata kami sebagai orang tua."
Dengan memberikan pesan kepada anak-anak disaat akan berangkat kesekolah seperti itu sungguh suasana kebathinan si anak akan menjadi berbeda karena mereka merasa akan bertemu dan berhadapan dengan para pengganti orang tua mereka di sekolah. Disaat mereka akan membantah atau bahkan akan melawan guru, mereka akan ingat dengan pesan kedua orang tua mereka yang mengingatkan demikian.
Namun itu hanya sebuah harapan yang entah kapan akan terwujud, yang terjadi saat ini adalah masalah sekolah sepertinya hanya menjadi urusan para guru dan pihak sekolah lainnya. Sangat minim para orang tua mau sensitif dan agresif terkait dengan perkembangan pendidikan anak-anak mereka. Apapun permasalahannya, orang tua cenderung pasive dan akhirinya diam dengan berbagai permasalahan yang dihadapi anak-anak mereka di sekolah.
Miris memang, tapi demikianlah realitanya. Si anak yang memasuki era milenial seperti sekarang ini dan diperparah dengan pandemi yang sempat membelenggu membuat hubungan yang dulu pernah ada antara guru dan siswa yang sangat lekat dan dibalut adab, kini nyaris hilang dan para guru harus bersusah payah mengembalikan moral dan adab yang dulu pernah ada.
Kami sebagai guru apalagi di Sekolah Muhammadiyah sangat konsen dengan kondisi degradasi moral yang terjadi pada generasi-generasi penerus bangsa yang besar ini.
Ketaatan, hormat dan lembut dalam berucap seakan hilang dari anak-anak kita.
Ya...tapi inilah realitanya dan kami tidak tinggal diam. Dalam rasa keprihatinan dan kagundahan melihat sikap dan karakter anak-anak saat ini, kami tetap istiqamah dalam sabar dan berharap mereka akan dapat kami didik menjadi generasi yang kembali menjunjung adab dan moral sebagai ilmu yang tertinggi.
Dalam letih dengan berbagai permasalahan lainnya yang pastinya tidak boleh kami bawa-bawa saat berada disekolah, kami akan tetap dengan tulus mengajar dan mendidik mereka, karena setiap kebaikan yang dialami oleh anak-anak adalah semangat dan kebanggan kami sebagai pendidik.
Ba'da Ishak 210823
0 comments:
Posting Komentar