Sabtu, 14 Januari 2023

Aritmatika Sosial

Diskon suatu barang merupakan gambaran aritmatika sosial yang kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Selain diskon, kita juga dapat menjumpai contoh aritmatika sosial pada kegiatan jual-beli.

Menurut artinya, aritmatika sosial adalah cabang ilmu dari matematika yang berkonsentrasi pada korelasi eksponen antara angka dengan suatu objek tertentu. Lalu seiring berjalannya waktu dan perkembangannya, hal ini diasosiasikan sebagai permasalahan sosial dalam konteks finansial dan jual-beli.

Kita mengenal berat bersih (netto), rabat (potongan), untung, rugi, ini bagian dari aritmatika sosial. Di suatu kemasan produk, sering kita jumpai tulisan netto 100 gram, ini artinya berat bersih dari isi produk itu 100 gram atau 1 ons. 

Aritmatika sendiri, jika dipahami secara sederhana, hanya seputar perhitungan berupa penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian. Sehingga dalam penerapan sehari-hari kita menjumpai fenomena jual beli, transaksi keuangan, apalagi istilah bank yang berhubungan dengan ekonomi, seperti bunga, kredit, debet dan sejenisnya maka lebih kompleks disebut aritmatika sosial.

Mari kita sedikit belajar sekilas, tentang untung rugi suatu barang yang dapat kita bandingkan, antara rumah dengan kendaraan. 

Misalnya, Harga kendaraan yang kita beli, jika sekarang 1 unit motor seharga 20 juta, 2 tahun yang akan datang jika dijual lagi akan murah. Bisa jadi separuh dari harga beli, maka dibilang rugi. Mengapa demikian. Aritmatika sosial bersahabat dengan hukum ekonomi, yang berbunyi permintaan besar, maka persediaan harus seimbang. Di sektor perusahaan otomotif, produksi motor sangat banyak, sehingga orang kalangan menengah cukup bisa membeli motor, sehingga kebutuhan dapat cukup tersedia, itulah saat dijual kembali akan rugi. 

Beda dengan properti atau misal rumah, tahun ini kita beli dengan harga 100 juta. Jika 3 tahun akan datang dijual lagi, bisa 3 kali lipat berkisar 300 juta. Jadi untung kita. Alasan sederhana semakin naiknya aspek properti yaitu di saat penduduk yang membutuhkan hunian semakin bertambah, lahan dan ketersediaan rumah tidak meningkat. Kondisi over demand inilah yang menyebabkan harga rumah jadi lebih mahal.

Asyik kan belajar aritmatika sosial. Semoga impian-impian kita tercapai, cukup dulu untuk membahas arimatika sosial dengan contoh sederhana tadi. Selamat berakhir pekan. 

By : Ahmad Fajarisma

fajar007.blogspot.com

Author & Editor

0 comments:

Posting Komentar