Rabu, 14 September 2022

ASIKLAH MENJADI GURU

Oleh : E d y

Katanya menjadi guru itu berat? Gak juga. Berat dari mananya? Karena harus membuat perangkat pembelajaran yang sangat banyak itu ya?. Oohhh, mungkin. Tapi berat kalau kita tidak segera mengambil dan membuatnya. Artinya perangkat pembelajaran guru itu akan menjadi ringan atau tidak berat jika kita ambil sedikit demi sedikit dan akhirnya beres. Mudah bukan?...hehehhe.

Sungguh menjadi guru itu menyenangkan dan mengasikkan. Bagaimana bisa?. Tentu bisa jika kita jalani dengan bahagia dan ikhlas. Sebagai guru saya bahkan kadang tidak sabar untuk segera bertemu anak-anak dan beradaptasi bersama mereka. Sangat sering semalam sebelum besoknya saya harus mengajar saya membuat rencana dan strategi pembelajaran yang akan saya berikan. Justru tidak banyak tentang materi, tetapi hal-hal apa yang akan saya sampaikan terkait nasehat, game-game dan guyonan-guyonan yang bisa membuat mereka merasa asik dan berbetah-betah bersama kita mungkin 2 atau 3 jam di kelas. Namun pastinya semua hal yang saya sampaikan selain materi sangat berhubungan dengan bagaimana mereka kelak menghadapi hidup. 

Ok listen to me students, before we talk about our lesson today. I just want to tell you about something that you have to know. 

In one class in a board, teacher asks to his student. 

Saya mulai kelas dengan bercerita menggunakan bahasa Inggris.

Teacher : which one is you choice for your future, whether you want to expert in math or tecnology? 

Some of students aswer.
" math sir, I want tobe a Profressor of math." Ones said.
" i choice as an enginner. I want to expert in tecnology." The order one said.

Teacher : good, you have a right to choice everything whatever you want to be. But, both of them are nothing if all of you dont be able to in line. 

"Kalian paham?" Tanyaku memecah keheningan.
" tidaaak," jawab mereka membuat kebisingan.

Jadi begini anak-anak, dalam sebuah kelas disekolah luar negeri, seorang guru bertanya. Mana yang kalian pilih untuk bekal masa depan nanti, apakah jago Matematika atau hebat di technology? 
Salah satu anak menjawab Matematika pak, karena sangat pingin menjadi Professor Matematika. Dan siswa lainnya menjawab, saya ingin ahli atau hebat di technology. 

Lalu pak gurunya mengatakan, bagus, kalian berhak menetukan masa depan kalian, tapi...semua cita-citamu itu tidak akan ada nilainya jika kamu tidak paham bagaimana caranya ANTRE. 

Jadi apa makna dari cerita diatas anak-anak? Kesucian dan kemurnian adab dan akhlak adalah setinggi-tingginya ilmu.

Asikkan? Setelah mengajak mereka memahami betapa pentingnya adab dan akhlak dalam pembelajaran, baru kita bahas materi yang sudah kita persiapkan. 

Dan masih banyak cara menyenangkan yang bisa kita praktekkan dihadapan anak-anak saat kita mengajar. Mengajar adalah bicara tentang hati. Bicara tentang rasa. Tidak melulu tentang bisa atau tidak bisa. Bukan sekedar bicara tentang paham tidak paham lalu mendapat nilai yang tinggi.

Tapi mengajar adalah bicara tentang sambung rasa. Apakah rasa kita sebagai guru sudah merasa plong, asik, jujur dan menyatu dengan peserta didik? Pun, begitu bagi anak-anak kita, apakah mereka sudah siap dan asik serta melibatkan diri dalam proses pembelajaran kita atau badannya saja ada di dalam kelas, sementara hatinya entah kemana.

So, rindulah untuk mengajar dan bahkan tidak sabar untuk mengajar kembali walau baru selesai. Maka yakinlah, para siswa-pun akan merasakan rasa yang sama, sehingga keasikkan mengajar dan diajar akan kita sama-sama rasakan, baik sebagai guru maupun sebagai siswa. 

EdPenaMu

Author & Editor

0 comments:

Posting Komentar